Di era transformasi digital, lanskap proses bisnis bukan satu-satunya aspek yang mengalami perubahan signifikan; sisi gelap kehidupan juga mengalami metamorfosis digital. Interkoneksi digital yang luas yang mendorong proses bisnis global telah menjadi target menjanjikan bagi para penjahat siber. Insiden keamanan siber yang mempengaruhi organisasi dan perusahaan sering kali disebabkan oleh kerentanan dalam infrastruktur dan sistem teknologi informasi mereka.
Untuk mengatasi kerentanan ini, organisasi harus terus memperbarui dan mengevaluasi postur keamanan mereka. Penguatan postur ini hanya mungkin dilakukan ketika kerentanan dalam sistem teridentifikasi. Proses menemukan kerentanan keamanan ini dapat dicapai melalui metode pengujian keamanan yang dikenal sebagai penetration testing (Pentesting) atau ethical hacking. Namun, tantangannya terletak pada fakta bahwa proses pentesting memakan waktu dan melibatkan beberapa tahap, termasuk pengumpulan informasi, pemindaian jaringan, enumerasi, riset kerentanan, eksploitasi, dan pelaporan hasil. Kompleksitas ini sering kali memerlukan keterlibatan ahli keamanan siber.