Yogyakarta, Oktober 2024 – Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu wilayah yang merupakan destinasi wisata dan juga pusat kebudayaan yang ada di Indonesia. Untuk mendukung perkembangan berbagai sektor di DIY, perlu adanya dukungan dari penyediaan energi yang memadahi dan berkualitas, salah satunya penyediaan energi Listrik. Saat ini, DIY mengandalkan pasokan suplai energi listrik dari sistem kelistrikan Jawa-Bali tanpa adanya dukungan pembangkit listrik di wilayah DIY sendiri.
Melihat kondisi DIY yang merupakan pusat pariwisata dan kebudayaan, kepastian dukungan pasokan listrik di DIY perlu menjadi hal yang diperhatikan. Untuk itu, perlu adanya fokus dalam meningkatkan kemandirian energi daerah, memperbaiki kualitas listrik, dan memastikan akses energi yang terjangkau dan bersih bagi seluruh penduduk.
Pengembangan penyediaan energi berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) merupakan langkah penting menuju pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam konteks energi bersih dan terjangkau. Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan berkomitmen untuk beralih dari sumber energi tradisional ke alternatif yang lebih berkelanjutan. Peralihan ini diharapkan dapat secara signifikan mengurangi emisi karbon dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan.
Salah satu komponen kunci dari penyediaan energi listrik yang mandiri, bersih dan berkelanjutan ini adalah integrasi berbagai sumber energi terbarukan, termasuk energi surya dan angin. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di daerah tersebut, Yogyakarta bertujuan untuk menciptakan sistem energi yang andal dan efisien yang memenuhi permintaan yang terus meningkat dari penduduknya. Model hybrid ini akan memungkinkan pasokan energi yang lebih stabil, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan meningkatkan keamanan energi.
Selain manfaat lingkungan, hal ini juga berfokus pada peningkatan kualitas listrik yang tersedia bagi penduduk. Dengan berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur modern, pemerintah daerah bertujuan untuk meminimalkan pemadaman dan fluktuasi daya, memastikan bahwa rumah tangga dan bisnis menerima pasokan energi yang konsisten dan andal. Peningkatan kualitas listrik ini sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan di daerah tersebut.
Akses energi adalah aspek kritis lainnya dari inisiatif ini, yang mana bertujuan untuk memastikan bahwa semua penduduk Yogyakarta, termasuk mereka yang berada di daerah terpencil dan kurang terlayani, memiliki akses ke energi bersih dan terjangkau. Dengan memperluas jaringan energi dan menerapkan solusi energi terdesentralisasi, pemerintah daerah berharap dapat menjembatani kesenjangan akses energi dan memberdayakan komunitas untuk berkembang.
Tahap perencanaan pengembangan pembangkit listrik hybrid ini akan melibatkan konsultasi yang luas dengan komunitas lokal, ahli lingkungan, dan pemangku kepentingan energi. Pendekatan partisipatif ini sangat penting untuk memastikan bahwa proyek ini sejalan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat Yogyakarta. Dengan melibatkan komunitas dalam proses perencanaan, pemerintah bertujuan untuk membangun rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap proyek ini.
Pada tahap awal ini, diharapkan dapat menunjukkan potensi besar pemanfaatan energi surya dan angin di Yogyakarta sebagai sumber utama dalam pembangkit hybrid. Dengan memadukan dua jenis energi ini, diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mengurangi emisi karbon. Selain itu, pembangkit hybrid ini akan memberikan akses listrik yang lebih andal, terutama di daerah yang selama ini belum terjangkau jaringan listrik utama.
Pengembangan pembangkit hybrid berbasis EBT ini menjadi langkah penting dalam mendukung agenda energi bersih nasional, sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025. Ini juga diharapkan mampu menciptakan kemandirian energi lokal, mengurangi ketergantungan pada pasokan listrik dari daerah lain, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap kualitas hidup masyarakat Yogyakarta.
Lebih jauh lagi, diharapkan dapat menciptakan peluang kerja di sektor energi terbarukan. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan solusi energi bersih, begitu pula kebutuhan akan tenaga kerja terampil di bidang seperti instalasi, pemeliharaan, dan manajemen sistem energi terbarukan. Penciptaan lapangan kerja ini akan berkontribusi pada ekonomi lokal dan mendukung transisi daerah menuju masa depan energi yang berkelanjutan.
Sebagai kesimpulan, perencanaan pengembangan pembangkit listrik hybrid berbasis EBT di Yogyakarta yang dilakukan oleh Ir. Lukman Subekti, M.T., IPM. bersama Tim dari Program Studi Teknologi Rekayasa Elektro merupakan langkah signifikan menuju pencapaian kemandirian energi dan promosi energi bersih. Dengan fokus pada akses energi yang terjangkau, peningkatan kualitas listrik, dan keterlibatan komunitas lokal, inisiatif ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas. Pemerintah daerah optimis bahwa proyek ini tidak hanya akan memberikan manfaat bagi lingkungan tetapi juga meningkatkan kualitas hidup bagi seluruh penduduk Yogyakarta.”